Tuesday 8 October 2013

EMAIL TRANSFER

Pernahkah kalian berpikir bagaimana email itu dapat dikirim dan diterima kita sebagai pengguna?. Tulisan blog kali ini akan membahas bagaimana sebuah email dapat dikirim dan diterima user melalui sebuah jaringan. Jaringan yang digunakan dalam melakukan transaksi pertukaran data pada email adalah model jaringan TCP/IP. Email bekerja dalam beberapa protocol yang biasanya digunakan, yaitu POP3 (Post Office Protocol), IMAP (Internet Message Access Protocol) dan yang sekarang umum digunakan adalah SMTP (Simple Mail Transfer Protocol). Pada tulisan kali ini, akan dibahas protocol yang paling umum digunakan yaitu SMTP.
SMTP muncul karena desain sistem email yang mengharuskan adanya server surat elektronik yang menampung sementara sampai surat elektronik diambil oleh penerima yang berhak untuk mengaksesnya. Ketika email dam mail transfer agent yang lain menggunakan SMTP untuk mengirim dan menerima pesannya, client atau pengguna biasanya menggunakan POP (Post Office Protocol) atau IMAP (Internet Message Access Protocol) untuk mengakses kotak surat mereka pada mail server.  SMTP bisa kita ibaratkan adalah sebuah kantor pos. Ketika kita ingin mengirimkan sebuah email, komputer akan mengarahkan email yang akan kita kirim kedalam SMTP server, untuk diarahkan kembali ke mail server tujuan. Sedangkan Mail server bisa kita ibaratkan adalah kotak surat yang ada di rumah kita. Email-email yang telah dikirimkan akan menempati kotak pos itu sampai ketika kita sebagai orang yang berhak untuk membuka kotak pos itu dapat mengambilnya.
SMTP merupakan protocol yang hanya dapat melakukan pengiriman email dari client tetapi tidak dapat melakukan pengambilan email di server oleh client. Pengambilan email tersebut hanya dapat dilakukan dengan menggunakan protocol khusus yaitu POP3 (Post Office Protokol) atau IMAP (Internet Message Access Protocol). 
Dalam melakukan transmisi pengiriman melalui SMTP, alur yang digunakan adalah sebagai berikut:

SMTP Pengirim melakukan koneksi TCP/IP dengan SMTP penerima dan menunggu server untuk mengirim pesan 220 yang menandakan pelayanan terhadap pesan sudah siap atau pesan 421 pelayanan tidak siap. HELO (kependekan dari hello) dikirim oleh server dengan menunjukkan nama domain. Pengirim akan memulai memberikan perintah kepada SMTP dimana apabila SMTP mendukung perintah tersebut akan membalas dengan pesan 250 OK. Memberikan informasi kepada SMTP tentang tujuan dari email dengan perintah RCPT TO dilanjutkan dengan alamat email yang dituju. Setelah tujuan diset, dilanjutkan dengan perintah DATA yang menunjukkan bahwa baris berikutnya adalah isi dari email dengan diakhiri dengan CRLF. Client mengisikan data sesuai dengan pesan yang akan dikirimkan hingga mengisikan CRLF kembali untuk menandakan berakhirnya data. Pengirimkan akan menghentikan kegiatan dengan memberi perintah QUIT.

Sedangkan dalam melakukan penerimaan atau pengambilan email dari server melalui protocol POP3 alurnya adalah sebagai berikut:

Server memulai layanan POP3 dengan mendengarkan  permintaan  pada TCP  port  110. POP3 server mengirim greeting (kata pembuka). Client akan memberikan command  (perintah) ke server  dan POP3 server akan memberikan response (jawaban)  sampai  hubungan  ditutup atau  digagalkan. Client mengirim   nama  dan   password  user  ke server untuk  membuktian  keaslian user tersebut agar dapat mengambil mail-nya. Ketika client telah berhasil membuktikan identitas asilnya, server akan memperoleh informasi yang berhubungan dengan mail yang dimiliki client tersebut, dan sesi selanjutnya memasuki tahap transaction yaitu proses penerimaan email, pendaan email untuk penghapusan, pembatalan penandaan untuk penghapusan, dan penampilan statistic email. Pada saat client telah memberikan perintah quit untuk mengakhiri hubungan, maka sesi selanjutnya adalah sesi update yaitu server akan menjalankan semua perintah yang diperoleh selama sesi transaction dan menutup sesi dan akhirnya hubungan TCP diputus.

Begitulah bagaimana caranya sebuah email dapat ditransfer, semoga tulisan kali ini dapat bermanfaat, terimakasih.

Monday 16 September 2013

Confidentiality, Integrity, dan Availability (CIA) Dalam Sistem Keamanan Jaringan

Confidentiality, Integrity, dan Availability (CIA) 
Dalam Sistem Keamanan Jaringan

Kita mungkin pernah mendengar badan keamanan yang sangat terkenal di dunia yaitu CIA (Central Intelligence Agency). Tetapi CIA yang akan kita bicarakan pada saat ini bukanlah Badan keamanan tersebut melainkan CIA yang merupakan patokan yang digunakan  untuk mengevaluasi keamanan suatu sistem informasi, dengan focus pada tiga tujuan inti yaitu Confidentiality (Kerahasiaan), Integrity (Integritas) dan Availability (Ketersediaan). Ketika setiap kali kita ingin menginstal sebuah software atau komputer server, menganalisa metode transportasi data, membuat database, atau menyediakan akses ke sebuah informasi atau sebuah set data, syarat CIA tersebut haruslah terpenuhi.  


Confidentiality (Kerahasiaan)
Confidentiality atau kerahasiaan adalah pencegahan bagi user yang tidak berkepentingan untuk dapat mencapai sebuah informasi, berhubungan dengan data yang diberikan ke pihak lain untuk keperluan tertentu dan hanya diperbolehkan untuk keperluan tertentu tersebut. Confidentiality merupakan aspek yang menjamin kerahasiaan data atau informasi yang disediakan dari orang-orang yang tidak berhak mengakses data tersebut. Dalam aspek confidentiality, data-data yang bersifat private hanya dapat diakses oleh user yang berhak. Seperti contoh adalah data-data yang bersifat pribadi seperti nama, tempat tanggal lahir, agama, status perkawinan, nomor kartu kredit, serta alamat tempat tinggal haruslah dapat diproteksi dalam penggunaan dan penyebarannya.
Dalam upaya untuk memenuhi syarat confidentiality ini dapat dilakukan beberapa cara, salah satunya adalah dengan menggunakan teknologi kriptografi dengan melakukan sebuah proses enkripsi pada transmisi data, pengolahan data, dan penyimpanan data. Teknologi kriptografi tersebut dapat mempersulit seorang yang ingin mencuri atau mengetahui data yang diinginkan.

Integrity (Integritas)
Integrity atau integritas merupakan aspek yang menjamin bahwa sebuah data yang sedang atau telah ditransmisikan tidak boleh berubah informasinya tanpa izin dari pihak yang authorized terhadap data tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi pelanggaran dari aspek integrity ini yaitu salah satunya adalah e-mail yang diintercept ketika sedang ditransmisikan, lalu diubah isinya, dan kemudian diteruskan ke alamat yang dituju. Pelanggaran tersebut biasanya terjadi dikarekan oleh serangan virus atau pemakain lain yang mengubah informasi tersebut tanpa izin. Untuk mencegah terjadinya pelanggaran pada aspek integrity ini, biasanya dilakukan beberapa metode seperti message authentication code, has function, atau digital signature. 

Availability (Ketersediaan)
Availability atau ketersediaan merupakan aspek yang menjamin bahwa data tersedia ketika data tersebut dibutuhkan. Dapat kita katakan sebuah informasi dapat diakses kapanpun bila dibutuhkan oleh user yang memiliki izin atau legitimasi untuk mengakses data tersebut.  Contoh sebuah pelanggaran yang sering terjadi dalam aspek availability adalah “denial of service attack” (DoS attack) terjadi ketika server dikirimi request yang datang secara terus menerus tanpa berhenti sehingga server tersebut tidak mampu lagi melayani permintaan yang diinginkan dan akhirnya server tersebut down, hang, atau crash. Dampak dari DoS attack tersebut sangatlah serius dikarenakan sistem informasi yang diserang tersebut dapat menghambat akses ke informasi yang dibutuhkan.

Untuk dapat mempelajari lebih lanjut tentang CIA (Confidentiality, Integrity, dan Availability) atau keamanan sistem jaringan dalam teknologi informasi dapat dilihat pada website: www.idsirtii.or.id